Tuesday 28 October 2014

Istri Shalihah

Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Putra Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu sedang sakit, lalu Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu keluar rumah. Tak lama kemudian, sang anak meninggal dunia. Tatkala Abu Thalhah pulang, ia bertanya, “Apa yang dilakukan anakku?” Istrinya yang bernama Ummu Sulaim, menjawab, “Ia sudah sangat tenang (Ummu Sulaim bermaksud bahwa anaknya telah meninggal. Sedangkan Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memahami bahwa ucapan Ummu Sulaim tersebut menggambarkan bahwa anaknya telah sembuh).”

Lalu Ummu Sulaim menyediakan makan malam untuk Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu, kemudian ia pun makan malam. Selanjutnya Ummu Sulaim merias diri dengan dandanan yang paling baik untuk melayani suaminya. Setelah perasaan Abu Thalhah tenang dan enak untuk diajak berbicara, Ummu Sulaim mengatakan, “Wahai Abu Thalhah! Bagaimana pendapatmu jika seseorang meminjam suatu pinjaman keapda keluarganya, lalu keluarganya meminta kembali pinjaman tersebut, apakah kaum tersebut berhak menolaknya?” Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Tentu tidak.”

Ummu Sulaim melanjutkan, “Ikhlaskan putramu. (maksudnya, putramu telah meninggal dunia. Oleh karena itu, mohonlah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala).” Abu Thalhah pun marah. Ia berkata, “Kamu tidak memberitahukan kepadaku dari tadi (maksudnya, telah melakukan jinabat lantaran telah bersenggama) baru kamu memberitahuku perihal anak kita?”

Kemudian Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu mengadu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia menceritakan apa yang telah ia lakukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam justru mengakui apa yang dilakukan oleh Ummu Sulaim, kemudian beliau bersabda, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi malam kalian berdua.” Di dalam riwayat lain disebutkan, “Ya Allah, berkahilah keduanya.” Selanjutnya Ummu Sulaim melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Abdullah oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian seseorang dari kalangan Anshar berkata, “Saya melihat sembilan anak, kesemuanya hafal Alquran.” Maksudnya, anak-anak dari Abdullah. Hal ini tidak terjadi kecualii lantaran dikabulkan doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memanjatkan doa, “Ya Allah, berkahilah keduanya.” (Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani).


Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1
Artikel www.KisahMuslim.com
Share

No comments:

Post a Comment